Bisnis eCommerce yang sukses saat ini rata-rata hadir di 5–7 platform, mulai dari marketplace seperti Shopee, TikTok Shop, social commerce, hingga berbagai jaringan iklan. Strategi multi-platform ini penting untuk menjangkau pelanggan di mana pun mereka berbelanja. Namun, pendekatan ini menimbulkan tantangan besar: fragmentasi data. Setiap platform punya dashboard, format ekspor, dan metrik uniknya sendiri. Meski mengekstrak raw data cukup mudah, mendapatkan insight yang bersih, terpadu, dan bisa ditindaklanjuti lintas channel tetaplah kompleks. Tim sering kesulitan dengan format data yang tidak konsisten, pekerjaan yang berulang, dan kurangnya visibilitas penuh terhadap performa secara keseluruhan.
Blog ini membahas solusi untuk mengonsolidasikan data eCommerce multichannel ke dalam sistem terpusat yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Tantangan data terfragmentasi bukan hanya di eCommerce. Ini masalah mendasar ketika organisasi mengumpulkan data dari banyak sumber dengan format berbeda. Tapi, sifat online commerce membuat masalah ini semakin besar.
Salah satu tantangan terbesar adalah metrik yang tampak sama, tapi ternyata diukur dengan cara berbeda di tiap platform. Contoh: “Orders”.
Jika terlihat 1.000 orders di Shopee dan 800 di TikTok Shop, tanpa tahu perbedaan definisi ini, Anda mungkin mengira Shopee unggul 25%. Padahal, jika 250 dari Shopee adalah pesanan yang dibatalkan, performanya hampir sama dengan TikTok. Hal seperti ini bisa berujung pada alokasi budget marketing yang salah, perencanaan inventori yang keliru, dan keputusan strategi yang didasarkan pada asumsi yang tidak tepat.
Tim marketing dan sales sering bekerja di ekosistem terpisah dengan tools berbeda.
Akibatnya, ada gap informasi: pengeluaran marketing tidak bisa langsung dikaitkan dengan hasil penjualan. Tim pun membuat keputusan secara terpisah, menyebabkan pekerjaan ganda, strategi yang bentrok, dan peluang optimalisasi lintas channel yang terlewat.
Banyak tim masih mengunduh file CSV dari tiap platform, menggabungkan manual di Excel, lalu membuat laporan beberapa hari bahkan minggu setelah kejadian sebenarnya. Proses ini memakan waktu dan membuat insight kehilangan relevansi di pasar yang dinamis.
Perilaku pelanggan memang tidak berubah dalam satu atau dua hari, tapi pola permintaan bisa berubah dalam hitungan jam—terutama saat flash sale, tren viral, atau promosi kompetitor. Kalau analisis didasarkan pada data minggu lalu, itu seperti mengemudi sambil hanya melihat spion. Peluang penting bisa hilang, kekurangan stok tidak terdeteksi, dan kampanye marketing terus membakar budget meski sudah tidak efektif.
Setelah memahami betapa menantangnya reporting multichannel, langkah berikutnya adalah menyederhanakan tracking. Walaupun memantau semua metrik berguna untuk gambaran lengkap, tidak semua data punya tingkat kepentingan yang sama.
Untuk analitik eCommerce multichannel yang efektif, kita perlu memprioritaskan metrik yang benar-benar mendorong keputusan bisnis.
Dasar dari reporting yang terpadu adalah fokus pada metrik yang bisa diterjemahkan secara konsisten di berbagai channel, sehingga memungkinkan perbandingan yang bermakna dan insight yang menyeluruh.
Revenue dan Performance Metrics: Gross Merchandise Value (GMV), conversion rate, dan performa produk bisa dilacak secara seragam di Shopee, Lazada, dan TikTok Shop. Meskipun tiap platform menghitungnya dengan cara sedikit berbeda, hasil akhirnya tetap merepresentasikan outcome bisnis yang sebanding untuk analisis lintas platform.
Marketing Efficiency Metrics: Return on Ad Spend (ROAS) dan Cost Per Acquisition (CPA) memberikan ukuran yang distandarisasi di Meta Ads, Google Ads, dan TikTok Ads. Metrik ini membantu tim membandingkan efektivitas channel dan mengoptimalkan alokasi budget berdasarkan performa, bukan sekadar preferensi platform.
Product-Level Insights: Analisis kontribusi di level SKU lintas semua platform menunjukkan produk mana yang memberikan nilai terbesar, terlepas dari tempat penjualannya. Perspektif terpadu ini membantu perencanaan inventori dan strategi promosi lintas channel.
Data yang sama bisa melayani tujuan berbeda tergantung pada penggunaannya.
Kuncinya adalah memastikan tiap tim mendapatkan tingkat detail yang sesuai tanpa terbebani kompleksitas yang tidak perlu.
Lalu, bagaimana cara memberi semua orang akses ke data yang tepat agar mereka bisa mengambil keputusan dengan baik? Jawabannya jelas bukan dengan membuat dashboard manual secara rutin, terus-menerus memperbarui spreadsheet, atau meminta tim login ke banyak platform setiap hari.
Mari kita lihat seperti apa solusi sebenarnya.
Solusi Extract dari Graas terintegrasi mulus dengan semua channel penjualan dan marketing Anda. Alih-alih harus login ke 10–15 platform berbeda setiap kali butuh update, Extract menghadirkan penggabungan data real-time dari Shopee, TikTok Shop, Lazada, Meta Ads, Google Ads, dan channel penting lainnya dalam satu lokasi terpusat.
Ini menghilangkan kebutuhan berpindah-pindah platform yang menghabiskan waktu produktif. Tim Anda mendapatkan akses instan ke data performa yang sudah terkonsolidasi tanpa repot login berkali-kali.
Extract tidak hanya menggabungkan data, tapi juga menyelaraskan penamaan, filter, dan definisi metrik lintas platform. Ingat contoh sebelumnya tentang “Orders” yang berbeda arti di tiap platform? Extract menyelesaikan inkonsistensi ini dengan standarisasi definisi, sehingga saat tim Anda melihat “Orders,” mereka benar-benar membandingkan hal yang sepadan di semua channel.
Kalau harus membuat dashboard manual untuk tiap departemen dan stakeholder, itu bisa jadi pekerjaan penuh waktu. Graas mengubah dinamika ini sepenuhnya. Extract memungkinkan Anda membuat banyak dashboard khusus dengan metrik, visualisasi, dan rentang waktu yang berbeda sesuai peran dan tanggung jawab.
Hal paling penting, Extract memberi akses tanpa perlu coding untuk kemampuan analitik yang kuat. Anggota tim tidak perlu keahlian teknis atau SQL untuk menghasilkan insight. Antarmuka yang intuitif memungkinkan siapa saja membuat laporan, menerapkan filter, dan menjadikan akses data lebih merata di seluruh organisasi.
Data hanya berguna jika sudah terpadu, terstruktur, dan bisa ditindaklanjuti. eCommerce multichannel tidak harus berarti insight yang terfragmentasi dan keputusan yang tertunda. Dengan pendekatan sentralisasi data yang tepat, tim Anda bisa bergerak dari reporting reaktif menuju eksekusi strategi yang proaktif.
Siap menghilangkan kekacauan manual? Coba Graas’ Extract dan dapatkan metrik eCommerce yang Anda butuhkan tanpa kerumitan!