Cara Analisis Produk / SKU Bisa Mengubah Strategi Product Assortment Anda untuk ROI yang Maksimal
- Graas
- 27 Mar
- 7 menit membaca
Diperbarui: 7 Apr

Pusing dengan stok yang lambat terjual? Capek kehabisan stok produk best-seller? Bingung produk mana yang benar-benar menghasilkan profit?
Untuk bisnis eCommerce omnichannel, strategi asortimen bukan cuma soal apa yang dijual—tapi soal menjual produk yang tepat, di waktu yang tepat, lewat channel yang tepat.
Kalau salah langkah, akibatnya bisa fatal:
Deadstock menumpuk dan makan tempat di gudang
Overstock bikin arus kas terganggu
Kehilangan penjualan karena perencanaan stok yang kurang tepat
Setiap keputusan SKU berdampak langsung ke pendapatan, margin, dan pengalaman pelanggan.
Tapi menyusun strategi yang tepat nggak semudah itu. Tren konsumen terus berubah, kompetitor makin agresif, dan manajemen stok lintas platform masih jadi tantangan besar.
Di sinilah analitik produk dan SKU berperan.
Dalam panduan ini, kita akan bahas:
Kenapa perencanaan asortimen produk lebih rumit dari yang dibayangkan
Metrik penting yang wajib dipantau setiap brand
Bagaimana analisis produk/SKU dari Graas bisa bantu ambil keputusan lebih cerdas untuk pertumbuhan yang lebih menguntungkan
Yuk langsung mulai!
Rumitnya Assortment Product di Banyak Platform
Mengatur product assortment di berbagai platform bukan pekerjaan ringan. Bukan cuma soal punya produk yang tepat—tapi juga soal memahami bagaimana setiap platform, wilayah, dan musim memengaruhi permintaan.
Untuk bisnis omnichannel, kerumitannya bisa terasa luar biasa. Yuk kita bahas satu per satu.
1. Kebutuhan yang Berbeda di Tiap Platform
Setiap platform punya karakteristiknya sendiri. Pembeli di Shopee biasanya lebih sensitif harga dan suka diskon, sementara di Lazada bisa jadi lebih tertarik pada produk premium. Di website D2C Anda, pelanggan berharap mendapatkan pengalaman brand yang lebih menyeluruh—seringkali mereka lebih peduli pada cerita dan nilai brand daripada sekadar harga termurah.
Lalu ada tantangan dari algoritma masing-masing platform. Produk yang laris di Shopee belum tentu terlihat di Lazada. Setiap algoritma punya preferensi sendiri—mulai dari struktur judul produk, relevansi keyword, sampai rating penjual. Tanpa strategi yang disesuaikan, bahkan produk terbaik Anda bisa tenggelam di hasil pencarian.
Harga juga jadi dilema tersendiri. Harga kompetitif di Shopee bisa terlihat terlalu murah di Lazada dan justru merusak citra brand. Sementara di toko D2C, harga premium bisa masuk akal karena ada penawaran eksklusif atau pengalaman yang lebih personal. Menyelaraskan harga di semua channel sambil menjaga citra brand butuh strategi yang terus disesuaikan.
2. Variasi Regional: Tantangan Pasar yang Terfragmentasi
Menjual di berbagai negara Asia Tenggara? Bersiaplah menghadapi preferensi yang sangat lokal. Perilaku konsumen di Singapura sangat berbeda dengan di daerah pedesaan Indonesia. Di kota besar, pembeli cenderung mencari kenyamanan dan produk premium, sementara di daerah, harga terjangkau dan fungsionalitas lebih diutamakan.
Faktor infrastruktur juga sangat berpengaruh. Di kota, logistik yang lebih cepat membuat pengiriman di hari yang sama atau keesokan harinya jadi standar. Tapi di daerah terpencil, waktu pengiriman yang lebih lama ikut menentukan keputusan pembelian. Hal ini memengaruhi cara Anda menyiapkan stok dan menetapkan harga di masing-masing wilayah.
Bahkan di dalam satu negara pun bisa ada perbedaan pasar yang signifikan. Konsumen di Jakarta mungkin lebih mengikuti tren fashion terkini, sementara di Surabaya lebih fokus ke kebutuhan pokok dan pembelian yang bernilai. Tanpa wawasan yang detail, strategi asortimen yang disamaratakan bisa berujung pada penjualan yang lesu dan stok menumpuk.
3. Gelombang Permintaan Musiman
Kalender ritel di Asia penuh dengan event mega sale—seperti Double Digit Sale 9.9, 11.11, dan Tahun Baru Imlek. Setiap platform punya promo sendiri-sendiri, dan pembeli berlomba cari penawaran terbaik. Buat brand, ini bisa jadi peluang besar sekaligus tantangan besar.
Memprediksi permintaan di masa ini nggak bisa hanya mengandalkan insting. Data historis memang membantu, tapi selera konsumen bisa berubah cepat. Promo dari kompetitor, kondisi ekonomi, hingga tren viral bisa memengaruhi penjualan. Analitik prediktif bisa bantu memperkirakan permintaan dan mencegah kehabisan atau kelebihan stok.
Menyinkronkan stok di semua platform juga jadi tantangan. Kehabisan stok di satu channel bisa menurunkan ranking Anda di algoritma platform. Lebih parah lagi, kalau overselling terjadi, bisa bikin pesanan dibatalkan dan pelanggan kecewa. Pemantauan stok secara real-time dan sistem pemenuhan yang fleksibel penting banget untuk tetap kompetitif.
Memahami semua kerumitan ini adalah langkah awal. Dengan analitik produk yang tepat, brand bisa mengubah tantangan jadi peluang strategis—mengoptimalkan campuran produk, meminimalkan kerugian, dan memaksimalkan ROI.
4 Metrik Utama dari Analitik SKU
Menentukan produk mana yang perlu ditingkatkan, mana yang sebaiknya dihentikan, dan bagaimana mengalokasikan sumber daya tidak bisa hanya mengandalkan feeling.
Di sinilah analitik SKU berperan. Mari kita lihat metrik-metrik utama yang membantu pengambilan keputusan yang lebih cerdas.
1. Traffic, Orders Placed, dan SKU Sold
Memahami bagaimana konsumen berinteraksi dengan produk Anda penting untuk menyusun strategi asortimen yang lebih tepat.
Traffic menunjukkan seberapa terlihat suatu produk, membantu mengidentifikasi SKU yang menarik perhatian.
Orders placed mencerminkan niat beli yang nyata, memberi gambaran tentang kecocokan produk dengan pasar.
SKU sold memberikan insight tentang kecepatan penjualan dan tingkat popularitas produk.
Dengan menganalisis metrik-metrik ini, brand bisa mengenali produk yang performanya tinggi untuk ditingkatkan, SKU yang kurang efektif untuk ditinjau ulang, serta menyesuaikan harga atau promosi.
Lewat platform analitik eCommerce seperti Graas, pemantauan metrik ini secara real-time memungkinkan penyesuaian cepat—mencegah penumpukan stok dan menangkap peluang penjualan baru di berbagai platform.
2. Kontribusi GMV per SKU
Tidak semua SKU memberi kontribusi yang sama terhadap pendapatan. Gross Merchandise Value (GMV) per SKU membantu Anda melihat produk mana yang paling mendorong revenue. Dengan mengenali produk-produk berdampak besar ini, Anda bisa ambil keputusan lebih tepat — seperti meningkatkan marketing untuk bestseller atau menggabungkan SKU yang kurang laku dengan produk unggulan.
Dengan melacak kontribusi GMV, brand bisa mengalokasikan sumber daya dengan lebih yakin dan efisien. Anda jadi tahu produk mana yang layak dipromosikan, ditampilkan saat mega sale, atau bahkan tidak perlu dipertahankan di etalase.
3. Product Grade dan Pembatalan
Memahami klasifikasi produk membantu brand menyusun asortimen yang lebih optimal dengan fokus pada SKU yang tepat.
Produk kategori A, yang menyumbang mayoritas revenue, perlu diprioritaskan untuk ekspansi dan distribusi lintas platform. Produk B masih punya potensi tumbuh—dengan promo atau bundling yang tepat, bisa naik jadi top performer. Sementara produk kategori C yang kontribusinya paling rendah, mungkin perlu didiskon, diposisikan ulang, atau dikeluarkan dari inventaris.
Sementara itu, data pembatalan bisa menunjukkan kelemahan dalam strategi asortimen. Tingkat pembatalan yang tinggi bisa jadi tanda ekspektasi konsumen tidak terpenuhi, ketidaksesuaian produk dengan pasar, atau masalah di proses pemenuhan pesanan.
Dengan menganalisis produk yang performanya tinggi dan yang tidak sesuai ekspektasi, brand bisa memperbaiki pemilihan SKU, mengoptimalkan listing, dan menyelaraskan pasokan dengan permintaan yang sebenarnya.
4. Inventory Turnover
Inventory turnover mengukur seberapa cepat produk bergerak dalam rantai pasok Anda. Tingkat turnover yang tinggi menunjukkan permintaan yang kuat dan operasional yang efisien. Sebaliknya, turnover yang rendah bisa jadi tanda deadstock atau perkiraan permintaan yang meleset.
Dengan menyeimbangkan sell-through rate dan data turnover, brand bisa mengoptimalkan pengadaan barang, menekan biaya penyimpanan, dan memastikan produk yang tersedia selalu segar. Saat turnover dan penjualan selaras, modal bisa lebih cepat diputar, limbah berkurang, dan rantai pasok jadi lebih efisien.
Dengan menghubungkan metrik-metrik ini, brand bisa mengubah data menjadi insight yang bisa langsung diimplementasikan. Keputusan terkait asortimen pun jadi lebih tepat, bukan sekadar tebakan—dan hasilnya, ROI maksimal di semua channel.
Cara Analisis Produk/SKU dari Graas Mendukung Kesuksesan Multi-Platform
Menavigasi kompleksitas strategi produk jadi jauh lebih mudah dengan fitur Analisis Product / SKU dari Graas. Tanpa tebakan—hanya insight yang bisa langsung diambil tindakan, untuk membantu pengambilan keputusan yang lebih cerdas. Mulai dari penyesuaian khusus per platform hingga respons yang real-time, Graas bantu brand memaksimalkan ROI dengan strategi berbasis data.
1. Optimasi Khusus Platform
Setiap platform digital punya karakteristik sendiri, dengan perilaku pembeli dan algoritma yang berbeda-beda. Graas bantu brand memahami hal ini dengan memberikan insight khusus per platform untuk menyempurnakan strategi produk.
Pemburu diskon di Shopee punya perilaku yang berbeda dengan pembeli premium di Lazada. Strategi harga yang sukses di satu platform bisa jadi gagal di platform lain. Graas mengidentifikasi perbedaan ini dengan menganalisis pemicu konversi, sensitivitas harga, dan perilaku belanja untuk memberikan rekomendasi yang disesuaikan. Brand bisa mengoptimalkan listing produk, visual, dan harga sesuai karakteristik masing-masing platform. Ini memastikan visibilitas dan konversi yang maksimal.
Dengan Graas, level stok juga bisa disesuaikan secara dinamis berdasarkan permintaan tiap platform. Produk yang laris manis di Lazada bisa saja kurang diminati di Shopee. Dengan memahami pola ini, brand bisa menyeimbangkan stok dan mencegah kehabisan barang. Promosi dan bundling produk juga bisa disesuaikan dengan ekspektasi masing-masing basis konsumen tiap platform—meningkatkan ROI lebih jauh.
2. Penyesuaian Dinamis
Kalau waktunya tidak pas, strategi asortimen pasti akan bocor di sana-sini. Tren berubah cepat, dan perilaku konsumen bisa bergeser dalam semalam. Graas memberikan insight real-time yang bantu brand tetap selangkah lebih maju. Mulai dari lonjakan permintaan saat flash sale, hingga penurunan harga tiba-tiba dari kompetitor—semuanya bisa terdeteksi segera.
Dengan pelacakan performa secara real-time, brand bisa menyesuaikan visibilitas produk, harga, dan promosi bahkan saat kampanye sedang berjalan. Peringatan prediktif memberi notifikasi jika stok hampir habis, sementara rekomendasi distribusi stok bantu memastikan produk tersedia di channel yang paling membutuhkan.
Kelincahan ini sangat penting terutama saat event besar, ketika permintaan melonjak dan persaingan semakin ketat. Model penyesuaian harga otomatis dari Graas juga memastikan brand tetap kompetitif tanpa harus mengorbankan margin.
3. Menemukan Celah Pasar
Graas bukan hanya membantu brand merespons perubahan pasar—tapi juga mengantisipasinya. Graas bantu brand menemukan kategori produk yang belum banyak dijangkau, memprediksi permintaan konsumen yang mulai muncul, dan mengevaluasi kelayakan peluncuran SKU baru.
Insight prediktif ini memungkinkan bisnis berinovasi dengan percaya diri. Bukan sekadar menebak-nebak, tapi berdasarkan skor product-market fit yang dihasilkan dari data Graas.
Brand bisa menemukan peluang untuk adaptasi produk sesuai wilayah, mengembangkan produk pelengkap, atau menawarkan varian premium untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan pendekatan yang proaktif, risiko kegagalan peluncuran produk bisa ditekan, dan strategi asortimen tetap relevan dengan permintaan pasar.
Dengan Graas, strategi produk bukan lagi reaktif—tapi cerdas dan prediktif. Mulai dari penyesuaian spesifik per platform hingga fleksibilitas real-time, brand bisa ambil keputusan dengan lebih yakin.
Hasilnya? Perputaran stok lebih efisien, produk lebih cepat terjual, dan posisi brand makin kuat di pasar.
Penutup
Dengan Analisis Produk / SKU dari Graas, strategi asortimen Anda jadi lebih presisi. Data real-time bantu mengungkap produk yang benar-benar mendorong pendapatan, sementara insight prediktif tunjukkan peluang yang sedang berkembang.
Optimasi khusus platform memastikan Anda bisa memenuhi permintaan di semua channel. Pergerakan stok jadi lebih cepat, menghindari kelebihan maupun kekurangan stok. Harga tetap kompetitif tanpa mengorbankan margin.
Tidak perlu lagi menebak-nebak—hanya keputusan yang lebih cerdas dan ROI yang maksimal.
Comentarios