Cara Membuat Google Ads Report yang Lebih Insightful untuk Brand eCommerce Anda

September 15, 2025

Graas

Tanpa insight yang lebih dalam, ad spend sering berubah menjadi wasted spend. Pada tahun 2022 saja, $5.6 miliar digital ad spend terbuang percuma—itu adalah 41% dari total digital advertising spend. Penyebabnya? Brand terlalu fokus pada metrik permukaan seperti CTR, CPC, dan impressions.

Walaupun angka-angka tersebut terlihat bagus di dashboard, mereka tidak memberi tahu hal yang benar-benar penting—siapa yang berkonversi, apa yang mendorong penjualan, dan campaign mana yang benar-benar menggerakkan revenue.

Untuk brand eCommerce, setiap klik seharusnya terhubung ke pembelian, bukan hanya page view.
Itulah sebabnya membuat Google Ads report yang insightful dan berorientasi konversi sangat penting. Ini bukan soal melacak lebih banyak data, tapi melacak data yang tepat.

Ketika reporting Anda melampaui vanity metrics dan menggali driver performa sebenarnya, Anda berhenti menebak dan mulai scaling dengan lebih cerdas.

Mari kita bahas cara membuat Google Ads report yang mengungkap ROI sebenarnya dan membantu Anda memaksimalkan setiap dolar iklan.

Apa yang Membuat Google Ads Report Menjadi “Insightful”?

Banyak marketer merasa mereka sudah membuat reporting yang bagus saat mereka melacak clicks, impressions, dan CTR. Tapi metrik-metrik itu hanya menunjukkan aktivitas, bukan dampaknya.

Anda mungkin berhasil mendatangkan banyak traffic, tetapi kalau traffic tersebut tidak menghasilkan konversi yang menguntungkan, sebenarnya Anda berjalan tanpa arah.

Google Ads report yang insightful bukan hanya memberi tahu apa yang terjadi, tetapi juga mengapa itu terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Di situlah pertumbuhan yang sesungguhnya dimulai.

1. Dari Vanity Metrics ke Dampak Bisnis

CTR dan CPC memberi tahu bagaimana pengguna berinteraksi dengan ads Anda, tetapi tidak menunjukkan bagaimana interaksi itu memengaruhi profit Anda. Insightful reporting berarti melihat lebih jauh dari sekadar engagement ke outcome seperti revenue yang dihasilkan, return on ad spend (ROAS), dan cost per order (CPO).

Metrik-metrik inilah yang langsung menghubungkan performa ads dengan profitabilitas, membantu Anda melihat campaign mana yang layak ditingkatkan dan mana yang justru menghabiskan budget.

2. Revenue Attribution Lebih Penting daripada Click Attribution

Dashboard Google Ads standar biasanya berhenti di level click. Tapi satu click hampir tidak pernah menceritakan keseluruhan journey dalam eCommerce. Pelanggan biasanya browsing, membandingkan, lalu kembali melalui channel lain.

Itulah kenapa multi-touch attribution sangat penting—ini menunjukkan ads mana yang benar-benar berperan dalam perjalanan menuju konversi. Insightful report melihat assisted conversions, dampak first-click, dan lifetime value, bukan hanya last-click sales.

3. Lebih dari Sekadar Dashboard: Context adalah Kunci

Kesalahan terbesar? Menganggap Google Ads sudah punya semua jawabannya. Faktanya, Anda perlu menghubungkan data ads dengan Shopify, GA4, atau CRM untuk mendapatkan gambaran lengkap. Dashboard standar tidak akan memberi tahu Anda bahwa campaign dengan CTR tertinggi justru punya profit margin paling rendah. Insight yang tepat muncul ketika Anda menggabungkan performance data dengan konteks bisnis—mengubah angka mentah menjadi keputusan yang lebih cerdas dan berkelanjutan untuk meningkatkan revenue.

Langkah-langkah Membuat Google Ads Report yang Insightful

Membangun Google Ads report yang insightful berarti menghubungkan titik antara marketing effort dan business outcome. Jika dilakukan dengan benar, report Anda menjadi alat pengambilan keputusan, bukan sekadar rangkuman performa. Berikut cara membuat report yang benar-benar berarti:

Langkah 1: Tentukan Goals & KPI – Hubungkan Campaign ke Business Outcome

Mulailah dengan “kenapa.” Apa tujuan sebenarnya dari campaign Anda? Lebih banyak clicks? Kemungkinan besar bukan itu. Untuk brand eCommerce, tujuan biasanya berkaitan dengan sales growth, customer acquisition cost (CAC), atau revenue efficiency.

Ketika Anda menentukan tujuan dengan jelas, metrik Anda otomatis mengikuti.Misalnya, kalau goal Anda meningkatkan repeat purchase, fokus pada ROAS saja bisa menyesatkan. Anda juga perlu melacak Customer Lifetime Value (CLTV) dan Repeat Purchase Rate.

Ketika KPI selaras dengan tujuan bisnis, fokus reporting berubah dari “Bagaimana performa ads?” menjadi “Bagaimana ads memengaruhi growth?”

Langkah 2: Konsolidasikan Data Sources – Satukan Data Marketing, Sales & Product

Di sinilah sebagian besar Google Ads report sering kurang lengkap. Mereka hanya bergantung pada metrik dari ad platform, dan mengabaikan performa sales dan produk yang sebenarnya melengkapi gambaran keseluruhan.

Untuk membuat report lebih insightful, Anda perlu menggabungkan beberapa aliran data—data marketing dari Google Ads, data sales dari store Anda, dan data profitabilitas produk dari backend.

Contoh Data Marketing:

Contoh Data Penjualan:

Contoh Performa Produk:

Sekarang bayangkan Anda menghubungkan data-data ini:

  • Display campaign mungkin mendatangkan clicks paling murah tapi profit paling rendah.
  • Shopping campaign mungkin punya impressions lebih sedikit tapi revenue per product paling tinggi.

Ketika semua data ini disatukan, insight menjadi jauh lebih jelas dan actionable.

Langkah 3: Bandingkan Campaign Secara Efektif – Lebih dari CTR, Fokus pada Kontribusi Nyata

Membandingkan campaign bukan soal siapa yang mendapat lebih banyak clicks.Yang penting adalah campaign mana yang menghasilkan konversi yang benar-benar menguntungkan.

Misalnya:

  • Search campaign punya CTR 5% dan ROAS 4.2
  • Display campaign punya CTR 10% tapi ROAS 1.5

Mana yang lebih bagus? Di atas kertas, Display terlihat menang, tapi dari sisi profitabilitas, Search adalah pemenang sebenarnya.

Berikut cara cepat memvisualisasikan perbandingannya:

Kesimpulannya: Engagement tinggi tidak selalu berarti performa tinggi.Cari campaign yang menghasilkan lebih banyak dengan lebih sedikit (ROAS lebih baik, margin lebih baik, dampak lebih kuat).

Langkah 4: Analisis Lebih dari Google Ads – Dampak Cross-Channel

Google Ads bukan satu-satunya touchpoint di funnel Anda. Customer bisa menemukan brand Anda lewat SEO, melihat-lihat produk di marketplace, lalu akhirnya convert melalui remarketing ads.

Untuk benar-benar memahami performa, Anda perlu cross-channel visibility. Di sinilah insightful reporting menjadi lebih kompleks, tapi juga paling bernilai.

Kini Anda bisa menemukan pola seperti:

  • Google Ads remarketing campaign Anda perform lebih baik ketika Meta prospecting ads sedang aktif.
  • Organic traffic ternyata paling banyak membantu assisted conversions.

Cross-channel analysis membantu Anda memahami ROI sebenarnya dari seluruh ekosistem digital Anda, bukan hanya apa yang Google Ads klaim secara terpisah.

Step 5: Turn Data into Decisions - Insights That Drive ActionLangkah 5: Ubah Data Menjadi Keputusan – Insight yang Mendorong Aksi

Report sedetail apa pun tetap tidak berguna jika tidak menghasilkan tindakan.Insightful report bukan hanya memberi tahu apa yang terjadi, tetapi juga menyarankan langkah selanjutnya.

Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini pada bagian analisis Anda:

  • Campaign mana yang konsisten melampaui target ROAS?
  • Keyword atau audience mana yang punya revenue per click tertinggi?
  • Produk mana yang memberikan volume konversi besar tetapi margin rendah?

Lalu dokumentasikan langkah yang actionable:

  • Alihkan budget dari campaign dengan margin rendah.
  • Tingkatkan investasi pada product ads dengan performa terbaik.
  • Sesuaikan bids untuk keyword ber-intent tinggi tetapi visibility rendah.

Dengan mengubah insight menjadi strategi, report Anda berkembang dari sekadar dashboard statis menjadi growth playbook—yang memandu langkah Anda berikutnya setiap minggu.

Singkatnya, insightful reporting adalah soal sintesis, bukan hanya angka.
Namun seperti yang terlihat, menggabungkan, membersihkan, dan menganalisis semua data ini secara manual bisa sangat melelahkan.

Di bagian berikutnya, kami akan menunjukkan bagaimana Graas mengotomatisasi kompleksitas ini, mengubah data ads yang tersebar menjadi one-click, conversion-driven insights untuk brand eCommerce.

Bagaimana Graas Mengubah Google Ads Reporting untuk Brand eCommerce

Membuat Google Ads report yang insightful secara manual memakan banyak waktu—mengurus spreadsheet, mencocokkan order data, dan menyatukan berbagai sumber revenue. Di sinilah Graas berperan. Dibangun khusus untuk eCommerce, Graas mengambil raw ad data Anda dan mengubahnya menjadi business intelligence yang sebenarnya.

Alih-alih menghabiskan berjam-jam menyusun report, Anda langsung mendapatkan gambaran jelas tentang apa yang bekerja, apa yang tidak, dan alasannya—semua dalam satu dashboard.

Berikut cara Graas mengubah cara brand eCommerce menganalisis dan mengoptimalkan performa Google Ads:

1. Semua Campaign, Creatives, dan Jenis Iklan dalam Satu Tempat

Graas terintegrasi dan menarik data dari Search, Display, Shopping, dan YouTube ke dalam satu tampilan yang menyatu. Tidak perlu lagi berpindah-pindah tab untuk membandingkan performa. Anda bisa langsung melihat bagaimana berbagai ad format, audience, dan creative berkontribusi terhadap sales dan ROI. Ingin tahu apakah lifestyle creatives lebih unggul dibanding product-only ads? Atau keyword group mana yang menghasilkan penjualan dengan margin lebih tinggi? Graas memvisualisasikannya, membantu Anda fokus pada yang paling banyak menghasilkan konversi.

2. Lihat Apa yang Benar-benar Mendorong Penjualan

Lupakan ilusi last-click. Graas menyediakan multi-touch attribution yang membantu Anda memahami bagaimana setiap campaign dan channel memengaruhi buyer journey. Anda bisa melihat bagaimana Google Ads, Meta, SEO, dan marketplace saling bekerja, mengidentifikasi driver penjualan yang sebenarnya di balik setiap konversi. Tidak ada lagi overcredit pada final click—Anda bisa menginvestasikan budget pada channel yang benar-benar mendorong pertumbuhan.

3. Ketahui Kenapa Performa Berubah

Performa memang naik-turun, tapi kenapa? Graas tidak hanya menunjukkan peningkatan atau penurunan—Graas mengidentifikasi root causes-nya. Apakah karena perubahan budget, perubahan creative, atau faktor musiman? Dengan automated alerts dan analisis yang mendetail, Anda bisa bertindak cepat sebelum ketidakefisienan kecil berubah menjadi wasted spend.

Dengan Graas, eCommerce reporting menjadi proaktif dan prediktif, mengubah data yang berantakan menjadi intelligence yang jelas dan actionable. Siap berhenti menebak dan mulai bertumbuh? Coba Turbo free trial dan rasakan betapa mudah dan insightful-nya Google Ads reporting!

Get started with Graas AI Agents
Hubungi Kami

Artikel Terbaru

Prompt AI yang Tepat untuk Optimalkan Facebook & Google Ads untuk Bisnis eCommerce Anda

Baca artikel

Cara Membuat Google Ads Report yang Lebih Insightful untuk Brand eCommerce Anda

Baca artikel

How to Optimize Product Listings in TikTok with Data

Baca artikel

What Most eCommerce Brands Miss in Their Product Performance Data

Baca artikel

Hoppr: Your #1 AI Agent for Instant eCommerce Data Insights

Baca artikel

Tanpa insight yang lebih dalam, ad spend sering berubah menjadi wasted spend. Pada tahun 2022 saja, $5.6 miliar digital ad spend terbuang percuma—itu adalah 41% dari total digital advertising spend. Penyebabnya? Brand terlalu fokus pada metrik permukaan seperti CTR, CPC, dan impressions.

Walaupun angka-angka tersebut terlihat bagus di dashboard, mereka tidak memberi tahu hal yang benar-benar penting—siapa yang berkonversi, apa yang mendorong penjualan, dan campaign mana yang benar-benar menggerakkan revenue.

Untuk brand eCommerce, setiap klik seharusnya terhubung ke pembelian, bukan hanya page view.
Itulah sebabnya membuat Google Ads report yang insightful dan berorientasi konversi sangat penting. Ini bukan soal melacak lebih banyak data, tapi melacak data yang tepat.

Ketika reporting Anda melampaui vanity metrics dan menggali driver performa sebenarnya, Anda berhenti menebak dan mulai scaling dengan lebih cerdas.

Mari kita bahas cara membuat Google Ads report yang mengungkap ROI sebenarnya dan membantu Anda memaksimalkan setiap dolar iklan.

Apa yang Membuat Google Ads Report Menjadi “Insightful”?

Banyak marketer merasa mereka sudah membuat reporting yang bagus saat mereka melacak clicks, impressions, dan CTR. Tapi metrik-metrik itu hanya menunjukkan aktivitas, bukan dampaknya.

Anda mungkin berhasil mendatangkan banyak traffic, tetapi kalau traffic tersebut tidak menghasilkan konversi yang menguntungkan, sebenarnya Anda berjalan tanpa arah.

Google Ads report yang insightful bukan hanya memberi tahu apa yang terjadi, tetapi juga mengapa itu terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Di situlah pertumbuhan yang sesungguhnya dimulai.

1. Dari Vanity Metrics ke Dampak Bisnis

CTR dan CPC memberi tahu bagaimana pengguna berinteraksi dengan ads Anda, tetapi tidak menunjukkan bagaimana interaksi itu memengaruhi profit Anda. Insightful reporting berarti melihat lebih jauh dari sekadar engagement ke outcome seperti revenue yang dihasilkan, return on ad spend (ROAS), dan cost per order (CPO).

Metrik-metrik inilah yang langsung menghubungkan performa ads dengan profitabilitas, membantu Anda melihat campaign mana yang layak ditingkatkan dan mana yang justru menghabiskan budget.

2. Revenue Attribution Lebih Penting daripada Click Attribution

Dashboard Google Ads standar biasanya berhenti di level click. Tapi satu click hampir tidak pernah menceritakan keseluruhan journey dalam eCommerce. Pelanggan biasanya browsing, membandingkan, lalu kembali melalui channel lain.

Itulah kenapa multi-touch attribution sangat penting—ini menunjukkan ads mana yang benar-benar berperan dalam perjalanan menuju konversi. Insightful report melihat assisted conversions, dampak first-click, dan lifetime value, bukan hanya last-click sales.

3. Lebih dari Sekadar Dashboard: Context adalah Kunci

Kesalahan terbesar? Menganggap Google Ads sudah punya semua jawabannya. Faktanya, Anda perlu menghubungkan data ads dengan Shopify, GA4, atau CRM untuk mendapatkan gambaran lengkap. Dashboard standar tidak akan memberi tahu Anda bahwa campaign dengan CTR tertinggi justru punya profit margin paling rendah. Insight yang tepat muncul ketika Anda menggabungkan performance data dengan konteks bisnis—mengubah angka mentah menjadi keputusan yang lebih cerdas dan berkelanjutan untuk meningkatkan revenue.

Langkah-langkah Membuat Google Ads Report yang Insightful

Membangun Google Ads report yang insightful berarti menghubungkan titik antara marketing effort dan business outcome. Jika dilakukan dengan benar, report Anda menjadi alat pengambilan keputusan, bukan sekadar rangkuman performa. Berikut cara membuat report yang benar-benar berarti:

Langkah 1: Tentukan Goals & KPI – Hubungkan Campaign ke Business Outcome

Mulailah dengan “kenapa.” Apa tujuan sebenarnya dari campaign Anda? Lebih banyak clicks? Kemungkinan besar bukan itu. Untuk brand eCommerce, tujuan biasanya berkaitan dengan sales growth, customer acquisition cost (CAC), atau revenue efficiency.

Ketika Anda menentukan tujuan dengan jelas, metrik Anda otomatis mengikuti.Misalnya, kalau goal Anda meningkatkan repeat purchase, fokus pada ROAS saja bisa menyesatkan. Anda juga perlu melacak Customer Lifetime Value (CLTV) dan Repeat Purchase Rate.

Ketika KPI selaras dengan tujuan bisnis, fokus reporting berubah dari “Bagaimana performa ads?” menjadi “Bagaimana ads memengaruhi growth?”

Langkah 2: Konsolidasikan Data Sources – Satukan Data Marketing, Sales & Product

Di sinilah sebagian besar Google Ads report sering kurang lengkap. Mereka hanya bergantung pada metrik dari ad platform, dan mengabaikan performa sales dan produk yang sebenarnya melengkapi gambaran keseluruhan.

Untuk membuat report lebih insightful, Anda perlu menggabungkan beberapa aliran data—data marketing dari Google Ads, data sales dari store Anda, dan data profitabilitas produk dari backend.

Contoh Data Marketing:

Contoh Data Penjualan:

Contoh Performa Produk:

Sekarang bayangkan Anda menghubungkan data-data ini:

  • Display campaign mungkin mendatangkan clicks paling murah tapi profit paling rendah.
  • Shopping campaign mungkin punya impressions lebih sedikit tapi revenue per product paling tinggi.

Ketika semua data ini disatukan, insight menjadi jauh lebih jelas dan actionable.

Langkah 3: Bandingkan Campaign Secara Efektif – Lebih dari CTR, Fokus pada Kontribusi Nyata

Membandingkan campaign bukan soal siapa yang mendapat lebih banyak clicks.Yang penting adalah campaign mana yang menghasilkan konversi yang benar-benar menguntungkan.

Misalnya:

  • Search campaign punya CTR 5% dan ROAS 4.2
  • Display campaign punya CTR 10% tapi ROAS 1.5

Mana yang lebih bagus? Di atas kertas, Display terlihat menang, tapi dari sisi profitabilitas, Search adalah pemenang sebenarnya.

Berikut cara cepat memvisualisasikan perbandingannya:

Kesimpulannya: Engagement tinggi tidak selalu berarti performa tinggi.Cari campaign yang menghasilkan lebih banyak dengan lebih sedikit (ROAS lebih baik, margin lebih baik, dampak lebih kuat).

Langkah 4: Analisis Lebih dari Google Ads – Dampak Cross-Channel

Google Ads bukan satu-satunya touchpoint di funnel Anda. Customer bisa menemukan brand Anda lewat SEO, melihat-lihat produk di marketplace, lalu akhirnya convert melalui remarketing ads.

Untuk benar-benar memahami performa, Anda perlu cross-channel visibility. Di sinilah insightful reporting menjadi lebih kompleks, tapi juga paling bernilai.

Kini Anda bisa menemukan pola seperti:

  • Google Ads remarketing campaign Anda perform lebih baik ketika Meta prospecting ads sedang aktif.
  • Organic traffic ternyata paling banyak membantu assisted conversions.

Cross-channel analysis membantu Anda memahami ROI sebenarnya dari seluruh ekosistem digital Anda, bukan hanya apa yang Google Ads klaim secara terpisah.

Step 5: Turn Data into Decisions - Insights That Drive ActionLangkah 5: Ubah Data Menjadi Keputusan – Insight yang Mendorong Aksi

Report sedetail apa pun tetap tidak berguna jika tidak menghasilkan tindakan.Insightful report bukan hanya memberi tahu apa yang terjadi, tetapi juga menyarankan langkah selanjutnya.

Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini pada bagian analisis Anda:

  • Campaign mana yang konsisten melampaui target ROAS?
  • Keyword atau audience mana yang punya revenue per click tertinggi?
  • Produk mana yang memberikan volume konversi besar tetapi margin rendah?

Lalu dokumentasikan langkah yang actionable:

  • Alihkan budget dari campaign dengan margin rendah.
  • Tingkatkan investasi pada product ads dengan performa terbaik.
  • Sesuaikan bids untuk keyword ber-intent tinggi tetapi visibility rendah.

Dengan mengubah insight menjadi strategi, report Anda berkembang dari sekadar dashboard statis menjadi growth playbook—yang memandu langkah Anda berikutnya setiap minggu.

Singkatnya, insightful reporting adalah soal sintesis, bukan hanya angka.
Namun seperti yang terlihat, menggabungkan, membersihkan, dan menganalisis semua data ini secara manual bisa sangat melelahkan.

Di bagian berikutnya, kami akan menunjukkan bagaimana Graas mengotomatisasi kompleksitas ini, mengubah data ads yang tersebar menjadi one-click, conversion-driven insights untuk brand eCommerce.

Bagaimana Graas Mengubah Google Ads Reporting untuk Brand eCommerce

Membuat Google Ads report yang insightful secara manual memakan banyak waktu—mengurus spreadsheet, mencocokkan order data, dan menyatukan berbagai sumber revenue. Di sinilah Graas berperan. Dibangun khusus untuk eCommerce, Graas mengambil raw ad data Anda dan mengubahnya menjadi business intelligence yang sebenarnya.

Alih-alih menghabiskan berjam-jam menyusun report, Anda langsung mendapatkan gambaran jelas tentang apa yang bekerja, apa yang tidak, dan alasannya—semua dalam satu dashboard.

Berikut cara Graas mengubah cara brand eCommerce menganalisis dan mengoptimalkan performa Google Ads:

1. Semua Campaign, Creatives, dan Jenis Iklan dalam Satu Tempat

Graas terintegrasi dan menarik data dari Search, Display, Shopping, dan YouTube ke dalam satu tampilan yang menyatu. Tidak perlu lagi berpindah-pindah tab untuk membandingkan performa. Anda bisa langsung melihat bagaimana berbagai ad format, audience, dan creative berkontribusi terhadap sales dan ROI. Ingin tahu apakah lifestyle creatives lebih unggul dibanding product-only ads? Atau keyword group mana yang menghasilkan penjualan dengan margin lebih tinggi? Graas memvisualisasikannya, membantu Anda fokus pada yang paling banyak menghasilkan konversi.

2. Lihat Apa yang Benar-benar Mendorong Penjualan

Lupakan ilusi last-click. Graas menyediakan multi-touch attribution yang membantu Anda memahami bagaimana setiap campaign dan channel memengaruhi buyer journey. Anda bisa melihat bagaimana Google Ads, Meta, SEO, dan marketplace saling bekerja, mengidentifikasi driver penjualan yang sebenarnya di balik setiap konversi. Tidak ada lagi overcredit pada final click—Anda bisa menginvestasikan budget pada channel yang benar-benar mendorong pertumbuhan.

3. Ketahui Kenapa Performa Berubah

Performa memang naik-turun, tapi kenapa? Graas tidak hanya menunjukkan peningkatan atau penurunan—Graas mengidentifikasi root causes-nya. Apakah karena perubahan budget, perubahan creative, atau faktor musiman? Dengan automated alerts dan analisis yang mendetail, Anda bisa bertindak cepat sebelum ketidakefisienan kecil berubah menjadi wasted spend.

Dengan Graas, eCommerce reporting menjadi proaktif dan prediktif, mengubah data yang berantakan menjadi intelligence yang jelas dan actionable. Siap berhenti menebak dan mulai bertumbuh? Coba Turbo free trial dan rasakan betapa mudah dan insightful-nya Google Ads reporting!